Buku karya Ursula K. Le Guin ini berisi tentang cerita pendek di mana Omelas, sebuah kota yang indah, tenang, cantik, dan penuh kebahagiaan, ternyata menyimpan misteri sebagai pilar dari kesempurnaan yang ada di kota itu.
Omelas adalah suatu kota yang penuh kebahagiaan dan kesempurnaan, apalagi pada saat festival musim panas datang. Penduduknya yang sopan dan selalu tersenyum, dentuman musik, dan warna-warni pita menambah kesan gembira di kota tersebut.
Udaranya begitu cerah sampai salju yang berdiam diri di puncak Eighteen Peak melebur bersama api putih keemasan yang dibawa oleh udara penuh sinar mentari, di bawah langit yang biru. Udara dipenuhi keceriaan manis yang samar, berkumpul padu ke dalam kegembiraan yang semu dari lonceng-lonceng yang berdentang.
Omelas adalah kota tanpa pemimpin, tanpa raja. Walaupun begitu, semuanya teratur, tenteram, dan ibaratnya, tahu diri. Mereka tidak mempekerjakan budak, tidak pula berlaku barbar.
Mereka bukanlah masyarakat yang sederhana, bukan gembala yang lemah lembut, bukan pula bangsawan yang biadab. Tidak ada kata yang bisa menggambarkan kebahagiaan mereka.
Dibalik sistem kebahagiaan mereka, terdapat hal yang pantas untuk dikorbankan. Hal itu tidak tertutupi, tidak pula terbeberkan. Hal itu adalah harga yang pantas untuk menggambarkan kebahagiaan mereka. Sesuatu yang rusak, yang menyedihkan, yang membuat mereka diam-diam ingin menangis tanpa mengeluarkan suara.
Mereka yang mengetahui hal itu ada yang pergi, ada pula yang tinggal dengan rasa yang setara. Sebetulnya, apa sih, yang disembunyikan di Omelas?
Novel ini merupakan terjemahan dari versi bahasa Inggrisnya yang telah diterbitkan oleh Mata Aksara. Novel ini berisi 12 cerita pendek yang bertemakan sci-fi dan fiksi yang telah memenangkan Hugo Award for Best Short Story.
Sumber: https://www.gadis.co.id/try-it/the-ones-who-walk-away-from-omelas-and-other-stories-cerita-tentang-mereka-yang-tersadar-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar